Langsung ke konten utama

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses Pengajaran bagi Guru dan Siswa

Hallo... sahabat belajar... genap 1 tahun sudah negeri kita dalam keadaan darurat pandemi covid 19 apalagi dengan PSBB serentak ini pada dunia pendidikan semakin bingung mencari solusi untuk mengadakan pembelajaran tatap muka, dan akhirnya harus kembali pembelajaran secara daring. Para guru kembali dirundung kesedihan untuk menyampaikan materi yang berbasis praktik, pastinya tidak akan maksimal. 

Setiap keputusan pastinya akan ada hukum kausalitas yaitu sebab akibat, dengan ini kita akan menelusuri apa yang menjadi dampak positif maupun negatif dari metode pembejaran daring yaitu BDR (Belajar Dari Rumah), langsung pada pembahasan.

Siswa SD sedang belajar daring

Pandemi covid-19 menjadi kendala bagi semua kalangan di dunia dan ini juga merupakan krisis kesehatan bagi manusia. Dalam dunia pendidikan, pandemi covid 19 juga memberikan dampak yang luar biasa. Banyak sekolah di dunia ditutup untuk menghentikan penyebaran covid-19, berdasarkan laporan oleh ABC news pada tangga 7 maret 2020, puluhan negara menutup sekolah demi mencegah penyevaran virus. Setidaknya 290,5 juta peserta didik di seluruh dunia menjadi terganggu aktivitas belajarnya karena sekolah ditutup.

Indonesia yang menjadi negara kedua tertinggi penyebaran covid 19 dengan lonjakan di atas 1000. Indoensia menduduki posisi 31 dari 40 negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia. (tribunnews,14-15 juni 2020). Berdsarkan data tersebut, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia dalam keadaan kritis kesehatan sehingga perlu adanya solusi yang tepat untuk menghentikan penyebaran covid-19 sehingga kegiatan dapat berjalan dengan normal kembali terutama bagi dunia pendidikan.

Dampak covid-19 terhadap dunia pendidikan sangat besar dan dirasakan oleh berbagai pihak terutama guru, kepala sekolah, peserta didik dan orang tua. Akibat penyebaran covid-19 yang tinggi di Indoensia, universitas dan perguruan tinggi lainnya ditutup tidak terkecuali sekolah dasar. Dengan dilakukannya penutupan sekolah, maka pemerintah mengambil langkah agar proses pembelajaran tidak tertinggal dan peserta didik tetap menerima hak untuk mendapatkan ilmu. Maka dari itu keputusan pemerintah selanjutnya yaitu proses pembelajaran tetap berlangsung tapi tidak dengan tatp muka melainkan dengan online. Banyak organisasi menggunakan metode penyampaian untuk pelatihan pegawai dengan pembelajaran online (Simmons 2002).

Dengan adanya peraturan ini, guru harus bisa melakukan proses pembelajaran dengan efektif secara online di rumah saja. Guru dituntut untuk mampu melakukan pengajaran dengan daring, kemampuan guru dalam teknologi informasi sangat dibutuhkan. Guru dituntut untuk merombak kembali rencana pembelajaran dengan metode daring, metode pembelajaran juga harus efektif sehingga proses pengajaran berjalan efektif dan ilmu dapat tersampaikan.

Mengenai permasalahan guru, covid-19 juga berdampak pada peserta didik, pelajaran yang biasanya dilakukan di dalam kelas dengan suasana dengan banyak teman harus berbanding terbalik dengan belajar di rumah saja. Apalagi dengan melihat kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik berbeda serta daya serap masing-masing peserta didik pasti berbeda. Hal ini secara otomatis akan berdampak pada prestasi dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran.

Selanjutnya, berdampak pada orang tua, orang tua kembali mendapat tugas tambahan dan sekaligus menjadi guru bagi anaknya selama proses pembelajaran daring. Orang tua dituntut untuk membimbing anaknya selama proses pembelajaran daring berlangsung. Di era pandemi covid-19 ini, tanggung jawab dan peran orang tua dalam pembelajarn anak sangat berpengaruh karena sebagian tugas dari guru sudah dilakukan oleh para orang tua.

Jika melihat pemaparan mengenai pandemi covid-19 terhadap proses pembelajaran bagi guru dan siswa tersebut, terdapat banyak permasalahan serta kondisi yang memaksakan guru, peserta didik dan orang tua untuk melakukan pembelajaran daring. Namun, dari semua permasalan tersebut, terselip sisi positif yang menguntungkan dan memberikan efek positif bagi semua pihak. Maka dari itu, penulis tertatik untuk melakukan penelitian mengenai penademi covid-19 terhadap proses pembelajaran bagi guru dan siswa. Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan mengenai kesiapan guru dan peserta didik dalam perubahan proses pembelajaran, kendala yang dihadapi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran secara daring dan dampak positif pendami covid-19.


Pembahasan

Dampak terhadap peserta didik

Pandemi covid-19 mengharuskan peserta didik untuk belajar jarak jauh dan belajar dirumah dengan bimbingan dari orang tua. Karena pandemi ini, peserta didik kurang dalam mempersiapkan diri. Seperti motivasi peserta didik yang kurang dalam mengikuti pembelajaran daring. Peserta didik yang biasanya mengikuti pembelajaran di kelas dengan teman-teman harus dihadapkan dengan belajar di rumah sendiri sehingga peserta didik merasa jenuh. Kemudian libur panjang yang terlalu lama membuat peserta didik bosan dan jenuh, membuat mereka ingin keluar rumah.

Fasilitas yang kurang memadai, menjadi salah satu penyebab peserta didik kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran daring. Peserta didik harus dihadapkan dengan sistem online yang pembelajarannya berupa teori. Yang biasanya peserta didik melakukan praktik untuk mata pelajaran yang membutuhkan praktik karena pandemi covid-19 ini, membuat penyampaian materi tersebut hanya dengan teori. Hal ini menyebabkan peserta didik lambat dalam menyerap pembelajaran, apalagi jika dilihat dari daya serap peserta didik yang berbeda. Ada beberapa peserta didik yang cepat menangkap pembelajaran namun ada juga beberapa yang lambat menyerap pembelajaran sehingga peserta didik ini akan tertinggal dalam pembelajaran tersebut.

Adanya pandemi covid-19 ini membuat peserta didik mau tidak mau, suka tidak suka harus berhadapan dengan teknologi untuk mendukung pembelajaran. Sekolah harus menyiapkan alat dan bahan untuk menyiapkan bahan ajar dalam pembelajaran jarak jauh. Untuk menjadi pembelajar online yang efektif seorang memerlukan cara tertentu yaitu siswa harus dihadapkan pada berbagai pengalaman belajar (Zapalska 2006). Sejalan dengan drago menyatakan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran secara online gaya belajar dari segi baca tulis dan visualnya kuat (Drago 2004).

Dampak terhadap guru

Dampak yang menonjol bagi guru yaitu tidak semua guru mahir dalam menggunakan teknologi terutama di lingkungan pedesaan. Guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan metode daring, kompetensi guru dalam penggunaan teknologi sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran dan hasil terhadap peserta didik. Oleh karena itu guru perlu untuk mengikuti pelatihan sebelumnya sehingga guru memiliki persiapan dalam melakukan pembelajaran daring.

Dampak lain bagi guru yaitu sebelumnya guru melakukan pembelajaran dengan langsung berinteraksi dengan peserta didik sehingga terbiasa dengan situasi tersebut, kemudian dihadapkan dengan situasi pembelajaran di rumah membuat guru merasa jenuh. Yang biasanya guru bertemu dan bersosialisasi dengan guru lainnya, sekarang guru harus mengajar di rumah. Hal ini membuat guru bosan dan membuat guru akan asing dengan dunia luar jika terlalu lama mengajar di dalam rumah. Maka dari itu, pihak sekolah harus memperhatikan hal tersebut, sekolah dapat memberikan motivasi kepada guru.

Kuato internet sangat dibutuhkan guru dalam proses pembelajaran otomatis pengeluaran guru juga meningkat. Karena pembelajaran tidak akan berjalan tanpa adanya akses internet dalam hal ini kuota internet. Pembelajaran daring yang dilakukan selama satu semester membutuhkan kuota internet yang besar, kemudian guru juga harus menjalin hubungan baik dengan para orang tua dan kepala sekolah.

Komunikasi harus tetap berjalan untuk memantau perkembangan peserta didik, maka pengeluaran guru tidak hanya mengarah pada kuato internet tetapi juga pada biaya komunikasi dengan kepala sekolah seperti pulsa, pengeluaran lainnya yaitu waktu. Guru akan tersita waktunya untuk melakukan pembelajaran daring.

Dampak covid-19 terhadap orang tua

Kendala yang dihadapi orang tua yaitu penambahan biaya kuota internet untuk anaknya. Pembelajaran yang dilakukan beberapa bulan membutuhkan kuota besar maka pengeluaran orang tua juga akan meningkat. Selain pengeluaran biaya, orang tua juga harus meluangkan waktu ekstra bagi anaknya. Orang tua harus membimbing anaknya ketika pembelaran daring berlangsung dan harus mampu membagi waktu dengan kegiatan rutin sehari-hari. Biasanya guru akan ikut serta dalam pembelajaran dan mengerjakan tugas bersama anaknya. Pembelajaran daring juga memaksa guru untuk menguasai teknologi. 

Orang tua harus mampu menggunakan teknologi untuk membantu anaknya dalam pembelajaran. namun kadangkala guru kurang paham dalam penggunaan internet sehingga pembelajaran anak terhambat akan kurang di dampangi oleh orang tua.

Kendala Guru dalam Proses Pembelajaran di Era Pandemi Covid-19 Kebijakan pemerintah mengenai pembelajaran online pada pandemi covid-19 ini mengharuskan guru harus melakukan pengajaran secara online dari rumah. Guru yang biasanya melakukan pembelajaran secara konvensial harus dilakukan dengan jarak jauh yang membuat guru kelimpungan dalam membuat metode pembelajaran agar tetap berjalan secara efektif dan efisien. Positifnya bagi guru dalam keadaan pandemi covid-19, guru akan aman dengan tetap berada dalam rumah. Namun, merubah kebiasaan sangatlah sulit, kebiasaan yang sudah mengakar akan menyulitkan guru untuk beradaptasi dengan lingkungan dan situasi baru.

Kendala selanjutnya yaitu metode, gaya dan strategi guru dalam pembelajaran harus berubah dan disesuaikan dengan pembelajaran secara online. Metode yang digunakan harus dapat memaksimal sehingga dapat diserap peserta didik. Salah satu aspek penting dalam metode pembelajaran terutama pembelajaran secara online yaitu komunikasi. Guru yang biasanya melakukan komunikasi secara langsung dengan peserta didik harus mampu melakukan komunikasi secara online.

Guru harus memperhatikan komunikasi sehingga pembelajaran dapat tersalurkan. Guru harus mampu merubah gaya komunikasi di era pandemi covid-19, yang biasanya guru berkomunikasi satu arah dan biasanya terjadi diskusi dengan peserta didik, pada pandemi covid-19 sekarang ini membuat peserta didik kurang aktif dan kurang termotivasi dalam berdiskusi secara online. Maka dari itu guru harus sigap dan mampu membangun semangat peserta didik melalui komunikasi yang baik. Kendala yang paling mendasar dan selalu di bahas di awal pembahasan ini yaitu kemampuan guru dalam menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran. tidak semua guru ahli dan paham dengan teknologi

Kesimpulan

Pandemi covid-19 sangat berdampak terhadap proses pembelajaran bagi guru dan peserta didik maupun orang tua. Kemampuan dalam penggunaan teknologi menjadi kendala utama bagi semua pihak untuk mengikuti pembelajaran online. Tanpa adanya pelatihan awal, guru akan merasa asing dengan kondisi yang mengharuskan pembelajaran dari rumah. Dampak dari covid-19 bagi guru, peserta didik dan orang tua sangat besar dimana dengan keadaan seperti ini membutuhkan dan harus meluangkan waktu ekstra bagi peserta didik dan anak agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun kendala yang paling mendasar yaitu fasilitas yang kurang memadai karena biasanya guru maupun peserta didik melakukan proses pembelajaran dengan fasilitas yang cukup memadai namun dihadapkan dengan fasilitas yang hanya bergantung pada internet.

Kompetensi guru dalam menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran harus memadai. Guru harus mahir dalam penggunaan teknologi karena berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. guru harus mampu merancang metode yang sesuai dan tepat dalam proses pembelajaran daring. Komunikasi juga menjadi aspek penting dalam keberhasilan pembelajaran daring.


Sumber :

masturam629@gmail.com, rustan_santaria@iainpalopo.ac.id

Jurnal - Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses Pengajaran bagi Guru dan Siswa



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAPARAN DESKRIPTIF, NARATIF, ARGUMENTATIF ATAU PERSUASIF TENTANG PRODUK JASA

Paparan Deskriptif, Naratif, Argumentatif, atau Persuasif tentang Produk Jasa A. Kompetensi Dasar 3.16 Memahami paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang produk/jasa 4.16 Menyusun paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang produk/jasa B. Indikator Pencapaian 3.16.1 Menjelaskan paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang produk/jasa 3.16.2 Menganalisis paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang produk/jasa 4.16.1 Menyusun paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang produk/jasa C. Materi 1. Deskriptif Paragraf deskriptif adalah sebuah paragraph yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar para pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu. Paragraf deskripsi ini menggambarkan sesuatu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Paparan deskriptif berisi penjelasan singkat mengenai produk/jasa yang ditawarkan. Ciri-ciri paparan deskriptif: Mengga

STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK

STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK 1.       Pengertian Standarisasi Dan Sertifikasi Produk Istilah dari standarisasi berasal dari kata standar yang memiliki arti satuan ukuran dan dapat digunakan sebagai dasar pembanding kualitas, kuantitas, nilai, dan hasil karya yang nyata. Dalam arti yang luas, standar menunjukkan spesifikasi dari suatu produk, bahan, maupun proses. Standarisasi diimplementasikan pada saat sebuah perusahaan menghasilkan dan mengeluarkan sebuah produk ke pasaran. (sumber : https://www.caraprofesor.com/mengenal-pengertian-standarisasi). Sebagai contoh,apabila produsen akan memproduksi kran air sebaiknya ukuran kran yang disuat mengikuti standar dari ukuran pipa air yang ada.Produsen bisa membuat kran dengan ukuran ¼ inci atau ½ inci sesuai dengan ukuran pipa air yang sering digunakan konsumen. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 2 PP NO. 102/2000 tentang Standar Nasional, Standarisasi adalah proses merumuskan,menetapkan,menerapkan dan merevisi standar yang dilaku

PENGUJIAN PRODUK

     Assalamualaikum Wr. Wb. Hallo sahabat Tepas Belajar dimana pun anda berada, kali ini saya akan membagikan artikel mengenani pengujian produk pada mata pelajaran PKKWU kelas XII, silahkan disimak! HAKIKAT PENGUJIAN PRODUK P engujian produk merupakan kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran,sebelum sebuah produk dipasarkan perlu dilakukan pengujian produk terlebih dahulu.Pengujian produk dilakukan degan pengukuran terhadap sifat dan kinerja produk tersebut sesuai standar tertentu.      Proses pengukuran sifat atau kinerja suatu produk inilah yang disebut dengan pengujian produk. Jadi pengujian produk adalah segala proses yang dilakukan oleh seorang peneliti,baik melalui pengukuran kinerja, keamanan, kualitas dan kesesuaian produk terhadap standar yang telah ditetapkan.      Bagi produsen, hasil pengujian produk berguna dalam pengarsipan dan untuk mendapatkan hak paten atas produknya. Selain itu,pengujian produk dapat digunakan sebagai persyaratan dalam peluncuran p