*Belajar Ikhlas dari Amalan Ramadhan* Rabu, 22 Maret 2023 Yang dimaksud ikhlas adalah memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata. Bulan Ramadhan sendiri adalah bulan yang di dalamnya diajarkan keikhlasan. Lihat saja dalam *amalan puasa* disebutkan, مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ _“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”_ (HR. Bukhari, no. 38; Muslim, no. 760, dari Abu Hurairah _radhiyallahu ‘anhu)._ Dalam amalan *shalat malam atau shalat tarawih* disebutkan, مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ _“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”_ (HR. Bukhari, no. 37; Muslim no. 759, dari Abu Hurairah _radhiyallahu ‘anhu)._ Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat tarawih sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Nawawi dalam _Syarh Shah
Para pendukung Jepang berada di ambang mimpi: menyaksikan tim nasional mereka lolos ke perempatfinal Piala Dunia untuk kali pertama. Sensasi itu mereka rasakan usai Takashi Inui menggandakan keunggulan Jepang atas Belgia dalam pertandingan 16 besar Piala Dunia 2018. Namun euforia itu pelan-pelan kembali memudar ketika Jan Vertonghen dan Marouane Fellaini sukses membuat kedudukan kembali imbang lewat gol yang mereka cetak ke gawang Eiji Kawashima. Dan ketika Nacer Chadli memastikan kemenangan Belgia lewat golnya di penghujung laga, harapan itu benar-benar kandas. Jepang seketika kalah secara mengejutkan; secara menyakitkan. Bulir-bulir air mata mulai turun membasahi pipi para pendukung Jepang yang berada di tribun penonton. Banyak wajah yang ditutupi oleh kedua telapak tangan. Sebagian yang lain tampak diam terpaku-membisu seakan tak percaya dengan apa yang baru saja disaksikannya. Akan tetapi kekalahan menyakitkan itu tak membuat mereka berhenti melakukan satu kebiasaan baik: membersih